Latar Belakang
Pendidikan Pancasila
Undang-undang
termasuk amandemen UUD 1945 serta Tap MPR NO.XVIII/MPR/1998,
yang menetapkan mengembalikan kedudukan Pancasila pada kedudukan semula,
sebagai dasar filsafat Negara. Hal ini menimbulkan penafsiran yang
bermacam-macam, akibatnya akhir-akhir ini bangsa Indonesia menghadapi krisis
ideologi.Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa
pada masalampau. Dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian
masyarakat beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru
sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan
kewibawaan Orde Baru. Pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan
ideologi Pancasila pada era Reformasi dewasa ini akan sangat berakibat fatal
bagi bangsa Indonesia yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi
negara yang kemudian pada gilirannya akanmengancam persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang telah lama dibina, dipelihara serta didambakan bangsa
Indonesia sejak dahulu.Oleh karena itu,
agar kalangan intelektual terutama mahasiswa sebagai calon pengganti pemimpin
bangsa di masa mendatang memahami makna serta kedudukan Pancasilayang
sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian yang bersifat ilmiah. Berhubung
banyaknya bahasan yang mencakup Pancasila maka penulis hanya membahas Pancasila
sebagai Sistem Filsafat dan Ideologi bangsa Indonesia.
Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
1. UUD 1945a. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
b. Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan pemerintahan.
c. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
d. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
e. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Keputusan DIRJEN
DIKTI No. 43/ DIKTI/ Kep/ 2006, tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah
dirumuskan sebagai visa, misi dan kopetensisebagai berikut.Visi pendidikan kewarganegaraan di
perguran tinggiadalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi, gunamengantarkan mahasisiwa
memantapkan kepribadianya sebagai manusia seutuhnya.Misi
pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantumahasiswa
memantapkan kepribadianya, agar secara konsisten mampu mewujudkannilai-nilai
dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,menerapkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasatanggung
jawab dan bermoral.
Berdasarkan pendapat para ahli maupun dari pengertian secara umum hingga
mendetail untuk menambah pengetahuan maupun wawasan .
Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education
adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik
dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian, dan nasional. Tujuan
pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut:
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut:a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu : “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah :
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut:a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu : “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah :
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab
dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan
prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga
negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat
ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan
serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan
lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang
meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan
mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
Demokrasi
Pengertian Demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya dalam mewujudkan kedaulatan rakyat atas kekuasaan negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut. Pilar demokrasi yang biasa kita kenal adalah prinsip
trias politica, dimana membagi ketiga kekuasaan politik negara yaitu
eksekutif, yudikatif dan legislatif. Dalam mewujudkan ketiga jenis lembaga
negara yang bersifat independen dan berada dalam kesejajaran satu sama lain,
diharapkan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling mengontrol dan
mengawasi.
Sistem demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah demokrasi
pancasila, dimana sistem demokrasi ini mementingkan keinginan, aspirasi dan
suara hati nurani rakyat. Pengambilan keputusan pada sistem demokrasi ini
dilakukan oleh wakil-wakil di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan cara
voting atau musyawarah mufakat. Selain itu, Demokrasi Pancasila merupakan
perwujudan kerakyatan yang yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang memiliki semangat ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan sosial bagi
bagi seluruh rakyat Indonesia. Terdapat dua prinsip mengenai sistem
pemerintahan negara, yaitu yang pertama adalah Indonesia merupakan negara yang
berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka. Dan yang kedua
adalah pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusional (hukum dasar) dan
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Terdapat ciri-ciri demokrasi yaitu antara lain :
- Jaminan kekuasaan yang telah disepakati bersama.
- Jaminan kemerdekaan bagi warga negara untuk beroposisi dan berkumpul.
- Jaminan HAM.
- Kekuasaan dalam pemerintahan dikontrol oleh rakyat melalui perwakilan yang dipilih rakyat.
- Persamaan kedudukan dan perlakuan bagi seluruh warga negara dalam hukum.
Beberapa prinsip demokrasi yaitu :
- Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM).
- Persamaan kedudukan di depan hukum.
- Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
- Kebebasan pers.
- Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berserikat.
- Pemilu yang jujur, adil dan bebas (sesuai aspirasi rakyat).
- Peradilan yang tidak memihak untuk mencapai keadilan dan bersifat jujur.
Contoh :
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN KELUARGA
- Berlaku adil terhadap semua anggota keluarga tanpa pilih kasih
- Memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk memberikan saran, kritik demi kesejahteraan keluarga
- Mengerjakan tugas rumah sesuai dengan perannya dalam keluarga
- Saling menghormati dan menyayangi
- Menempatkan Ayah sebagai kepala keluarga
- Melakukan rapat keluarga jika diperlukan
- Memahami tugas & kewajiban masing-masing
- Menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya
- Mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat.
- Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga.
- Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
- Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah
- Pembagian tugas piket yang merata
- Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan orang di lingkungan sekolah
- Pelaksanaan upacara dengan bergantian
- Menghadiri acara yang diadakan sekolah
- Ikut berpartispasi dalam OSIS
- Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.
- Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah
- Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.
- Hadir disekolah tepat waktu
- Membayar SPP atau iuran wajib skolah
- Saling menghargai pendapat orang lain.
DEMOKRASI DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT
- Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
- Pemilihan organisasi masyarakat melalui musyawarah
- Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.
- Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa
- Mengikuti kegiatan kerja bakti
- Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.
- Saling tenggang rasa sesama warga
- Menghargai pendapat orang lain
- Memberi usul, kritik, dan saran untuk kesejahteraan desa
- Mengimplikasikan dana untuk desa dengan benar
- Ikut berpartisipasi dalam iuran desa
- Memecahkan masalah dengan musyawarah mufakat
Hak Asasi Manusia
Sejak
lahir, manusia telah mempunyai hak asasi yang harus dijunjung tinggi dan diakui
semua orang. Hak ini lebih penting dari hak seorang penguasa atau raja. Hak
asasi berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, diberikan kepada manusia. Akan tetapi,
hak asasi sering kali dilanggar manusia untuk mempertahankan hak pribadinya.
Hak
Asasi Manusia (HAM) mucul dari keyakinan manusia itu sendiri bahwasanya semua
manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan adalah sama dan sederajat. Manusia dilahirkan
bebas dan memiliki martabat serta hak-hak yang sama. Atas dasar itulah manusia
harus diperlakukan secara sama adil dan beradab. HAM bersifat universal,
artinya berlaku untuk semua manusia tanpa mebeda-bedakannya berdasarkan atas
ras, agama, suku dan bangsa (etnis).
Contoh:
1. Hak Asasi Pribadi/Personal Rights
Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi ini sebagai berikut.
Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi ini sebagai berikut.
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
- Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.
2. Hak Asasi Politik/Political Rights
Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik ini sebagai berikut.
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
- Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
3. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Rights
Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai berikut.
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths
Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi ekonomi ini sebagai berikut.
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
- Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
5. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights
Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut.
- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka hukum.
6. Hak Asasi Sosial Budaya/Social Culture Rights
Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial budaya ini sebagai berikut.
Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial budaya ini sebagai berikut.
- Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
- Hak mendapatkan pengajaran.
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Sumber:
http://remajasampit.blogspot.com/2012/04/contoh-demokrasi-di-lingkungan.html